Lahir, Bandar Lampung, Sekolah dan nyantri di Pesantren, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sekarang Aktif Berkaligrafi dan menulis Puisi.
Membincang Minat Baca dan Daya Baca Masyarakat Indonesia
Jumat, 21 Maret 2025 10:36 WIB
Minat baca masyarakat Indonesia telah menjadi topik pembahasan yang tidak pernah usang dalam diskursus pendidikan dan kebudayaan nasional.
Minat baca masyarakat Indonesia telah menjadi topik pembahasan yang tidak pernah usang dalam diskursus pendidikan dan kebudayaan nasional. Berbagai studi dan survei yang telah dilakukan dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menumbuhkan budaya literasi di kalangan masyarakatnya.
Berdasarkan data Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), kemampuan membaca siswa Indonesia secara konsisten berada di bawah rata-rata internasional. Hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa skor literasi membaca Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara, dengan skor rata-rata 371, jauh di bawah rata-rata OECD yaitu 487. Hal ini menggambarkan kondisi yang memprihatinkan terkait daya baca masyarakat Indonesia.
Rendahnya minat baca di Indonesia juga tercermin dari jumlah buku yang diterbitkan per tahun. Menurut data dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), jumlah judul buku yang diterbitkan di Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Bahkan, rasio antara jumlah judul buku yang diterbitkan dengan jumlah penduduk masih jauh dari ideal.
Berbagai faktor diyakini berkontribusi terhadap rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Faktor pertama adalah akses terhadap bahan bacaan yang masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil. Meskipun pemerintah telah berupaya membangun perpustakaan di berbagai daerah, jumlah dan kualitasnya masih belum memadai untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Faktor kedua adalah harga buku yang relatif mahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Biaya produksi yang tinggi, termasuk harga kertas dan biaya distribusi, menyebabkan harga buku menjadi tidak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini menciptakan hambatan ekonomi dalam akses terhadap bahan bacaan.
Selain itu, perkembangan teknologi digital dan media sosial juga memengaruhi pola konsumsi informasi masyarakat. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada konten digital yang bersifat instan dan visual dibandingkan dengan aktivitas membaca buku yang membutuhkan konsentrasi dan waktu lebih lama. Fenomena ini menghadirkan tantangan baru dalam upaya menumbuhkan budaya literasi di era digital.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan minat baca masyarakat, di antaranya Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Program-program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah dan masyarakat secara lebih luas. Namun, efektivitas program-program tersebut masih perlu dievaluasi dan ditingkatkan.
Peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat baca sejak dini. Orang tua yang memiliki kebiasaan membaca cenderung akan menurunkan kebiasaan tersebut kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, pendidikan literasi perlu dimulai dari lingkungan keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Komunitas literasi yang tumbuh di berbagai daerah di Indonesia juga memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Komunitas-komunitas ini menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti diskusi buku, bedah buku, dan perpustakaan keliling yang dapat menjangkau masyarakat di daerah-daerah yang belum memiliki akses terhadap perpustakaan umum.
Upaya meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia perlu dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, hingga komunitas literasi. Dengan demikian, diharapkan budaya literasi dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia dapat berdaya saing dalam menghadapi tantangan global di era informasi.

Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Artikel Terpopuler